Minggu, 10 Januari 2010

Info Saya




Nama: Achmad Ma'ruf
Jenis Kelamin: Laki-laki
Kota Sekarang: Surakarta, Indonesia
Tanggal Lahir: 23 September 1987
Kota Asal: Surakarta
Status Hubungan: Menjalin Hubungan Tanpa Status
Tertarik Pada: Perempuan
Laki-laki
Mencari: Persahabatan
Jaringan
Email:
Nomor Ponsel:
+628572669448
Situs Web:
http://makroeph.blogspot.com


Pendekar Utama


Joko Suseno

Joko Suseno, dilahirkan tahun 1963, tingkat “Pendekar Utama” dicapainya pada tahun 2004. Dia mulai berlatih Pencak Silat sejak tahun 1975. Tahun 1981 lulus LKPTS dan dilantik Kader Muda (dulu namanya Asisten Pelatih) dan tahun 1995 meraih tingkat Pendekar Muda.

Setelah mengikuti beberapa penataran tingkat nasional yang diadakan oleh PB.IPSI, tahun 1989 Penataran Nasional untuk Pelatih Nasional Pencak Silat Olahraga dan tahun 1992 Pelatih Nasional Pencak Silat Seni dan Beladiri dia aktiv sebagai pelatih di IPSI Provinsi DIY sebagai pelatih untuk Pencak Silat Olahraga dan Seni Beladiri.

Untuk membantu persiapan Kejuaraan Dunia Pencak Silat di Belanda, tahun 1990, dia bersama Bapak Margono (PB.IPSI) dan Didi Achmadi (Perisai Diri - Surabaya) ditugaskan oleh PB.IPSI ke beberapa negara Eropa untuk memberikan penataran kepada Wasit dan Juri Eropa yang akan bertugas di Kejuaraan Dunia. Beberapa negara yang menjadi tuan rumah penataran waktu itu antara lain : Jerman, Belanda, Austria, Belgia dan Spanyol.

Pengalaman dan Penataran

1989
Penataran Pelatih Nasional untuk Pencak Silat Olahraga, Jakarta
1990
Penataran PLATINDO (Pelatih Indonesia) dan Seleksi untuk pelatih yang akan dikirim keluar negeri, Jakarta
1990
Ditugaskan oleh PB. IPSI ke Eropa (Belanda, Jerman, Austria, Belgia dan Spanyol) sebagai penatar Wasit dan Juri yang akan bertugas di Kejuaraan Dunia 1990 bersama bapak Margono dari PB.IPSI / PERSILAT dan Didi Achmadi dari Perisai Diri - Surabaya
1992
Penataran Pelatih Nasional untuk Pencak Silat Seni dan Beladiri, Jakarta
1993
Pelatih IPSI DIY untuk PON
1994
Pelatih IPSI DIY dalam Kejurnas Pencak Silat Seni di Jakarta
1996
Pelatih IPSI DIY untuk PON
1996
Penataran Nasional untuk Pelatih Nasional Pencak Silat Seni dan Beladiri , Gresik - Jawa Timur
1997
Pelatih IPSI DIY dalam Kejurnas Pencak Silat Seni dan Beladiri di Gresik - Jawa Timur
1999
Sebagai Koordinator Tapak Suci Kawasan Eropa dan tiggal di Jerman
1999
Mulai bulan Oktober sebagai pelatih Tapak Suci di Jerman
1999
Mulai bulan Oktober dipilih sebagai Pelatih Nasional Pencak Silat Jerman (Bundestrainer der Pencak Silat Union Deutschland)
2006
Bekerja sama dengan Jeff Espinous, Punong Guro dari Kali Sikaran
menyusun PENCAK SILAT CONCEPT, yaitu Pencak Silat Beladiri yang efektiv, realistis,
methodis dan mudah dipelajari.
Dengan tujuan mempromosikan Pencak Silat pada kalangan yang tidak bisa dijangkau oleh
perguruan pencak silat, organisasi pencak silat atau PERSILAT, dengan melalui
penataran, seminar dan workshop.

Beberapa Guru dari Pendekar Joko Suseno

  1. T. Hadi Santoso, kakek (Jawa Timur)
  2. Pendekar Utama Suharto (Yogyakarta)
  3. Pendekar Utama Tenis Prasetyo (Yogyakarta)
  4. Pendekar Besar M. Barie Irsjad (Yogyakarta)
  5. Pendekar Besar M. Rustam Djundab (Yogyakarta)
  6. Pendekar Besar Buchori Achmad (Jember)
  7. Pendekar Besar Ismail Fadilah (Situbondo)
  8. Pendekar Kecil Achmad Ma'ruf (surakata)

Terima kasih kepada

  • Bapak Karso, ahli UJUNGAN (Tarung Bertongkat), Banyumas
  • Bapak Boko, Yogyakarta
  • Bapak Januarno, dari IPSI dan PERSILAT, Jakarta
  • Bapak Margono, dari IPSI dan PERSILAT, Jakarta

Sabtu, 09 Januari 2010

daftar senjata

Ditulis oleh Joko Suseno
Senin, 23 Februari 2004 21:49
Die Waffen im Stil Tapak Suci und die Waffen von Pendekar Joko Suseno

Alle Waffen, die hier gezeigt werden, außer Keris, Tombak, Golok Kembar und Celurit, habe ich selbst entworfen. Dies gilt sowohl für die Form als auch für die Maße und das Gewicht.

In dem Pencak-Silat-Stil Tapak Suci werden viele Waffen benutzt, die von Tapak Suci-Meistern konzipiert wurden.
Die typische Waffe des Stils Tapak Suci ist der SEGU. Er wurde vom Tapak-Suci-Gründer Großmeister M. Barie Irsjad erfunden.

Meine Spezial- und auch Lieblingswaffe ist der SENAKAR, eine Weiterentwicklung der Tapak-Suci-Waffe SEGU. Ich habe ihn selbst entworfen im Jahre 1995 als Teil meiner Prüfungen zum Pendekar.

Für mich gilt auch das Prinzip, an dem schon mein Grossmeister M. Barie Irsjad und einige andere Pencak-Silat-Meister festhielten: „Die Waffe ist für einen Pendekar etwas sehr persönliches, so dass sie und die Techniken, mit denen sie angewandt wird, den Gegner überraschen. Es ist besser, Waffen zu verwenden, die nicht von anderen Meistern und Silat-Kämpfern benutzt werden.”

Pendekar Joko Suseno

golok
Golok
Pisau
Senakar
Keris

Keris
waffen_tongkat_galeh.html
Tongkat
weitere waffen
weitere Waffen
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Golok

Senjata yang sering dipakai dalam pencak silat, terutama aliran dari Jawa Barat

Klewang
Golok Tempur (Joko Suseno, 1993)

Golok
Golok Tebas (Joko Suseno, 1995)

Golok Kembar
Golok Kembar

Golok Mawar 1
Golok Bersirip (Joko Suseno, 1993)

Golok Mawar 2
Golok Bersirip (Joko Suseno, 1997)


PISAU

Senjata yang sering dipergunakan, terutama aliran - aliran pencak silat dari Sumatera Barat, Jawa Timur, Sulawesi dan beberapa aliran dari daerah Sumatera.

Pisau
PISAU Lading

Pisau Bongkok
PISAU Bongkok (Joko Suseno 1995)


Pisau Mawar
PISAU Mawar (Joko Suseno, 1994)


PISAU Sorit (Joko Suseno, 2006)


Senakar

Senakar (Senjata Andalan Pendekar)

Adalah senjata khusus dari pendekar Joko Suseno. SENAKAR dikembangkan dari senjata khas Tapak Suci SEGU oleh pendekar Joko Suseno sebagai bagian dari ujian ke pendekar pada tahun 1995.

Sifat Senakar adalah agresif. Bentuk serangan dan tangisan beruntun dan kombinasi/variasi.

Teknik Senakar antara lain : tusuk, tebas, sodok, kait, congkel, besut, dan putaran.

Senakar

joko mit Golok und Senakar


Pendekar Joko Suseno dengan Senakar dan Pisau Mawar


Keris

Untuk aliran Pencak Silat dari Jawa (dulu di Jawa hanya disebut Pencak) keris adalah senjata yang tidak dipergunakan untuk pertarungan, apalgi untuk latihan dan pertunjukan. Sebagian aliran bahkan mentabukan, karena keris merupakan salah satu senjata pusaka. Selama masih bisa memakai senjata lain, keris tidak akan dipakai dalam pertarungan dan sama sekali tidak digunakan untuk latihan atau atraksi.

Berbeda dengan aliran Pencak Silat / Silat dari Sumatra, Malaysia, Brunei, Singapura dan Pilippina sering memakai keris untuk pertarungan, dalam latihan atau untuk atraksi.

javanischer Keris Warangka bentuk Ladrang
Dieser Keris ist ein Familienerbstück. Seine Klinge stammt aus der Zeit des Königreichs Mojopahit (12. Jahrhundert n.C.) Ein warangka oder sarung ist die Scheide eines Keris. Dieser warangka ist das Modell ladrang, im Surakarta-Stil

Keris Luk 9, tangguh Mojopahit, dapur Jekjo, pamor Pitrang
Name: Die Klinge des Keris
Erklärung: Luk = Einbuchtungen
Tangguh = Zeitraum, wann ein Keris hergestellt wurde
Dhapur = weiteres Kriterium der Form

Pamor Pitrang Pamor Pitrang, ujung keris
Name: Die Klinge des Keris
Erklärung: Pamor = Damaszierung der Klinge

Hier zwei sehr gute links zum Thema Keris:
  • Joglosemar (The Traditional Personal Sacerd Weapon in Yogyakarta and Central Java)

Tongkat


Tongkat


Tongkat Alif


Tongkat Doran


Tongkat Ruasan


Tongkat Ruyung


Tongkat Penjalin/Rotan


Tongkat Hitam


Tongkat Tebas


Tongkat Gale

weitere Waffen

Celurit
Celurit
Waffe, die typisch ist für die Insel Madura (nordöstlich von Java)

Rante Bandhil
Rante Bandhil
Wird im Distanzkampf und im Kampf gegen mehrere bewaffnete Gegner benutzt. Im Nahkampf ist sie sehr gut und effektiv als sowohl weiche als auch harte Waffe einsetzbar.

Tombak, tangguh Tuban
Tombak
Die Speerklinge ist ein altes Familienerbstück von Joko Suseno, ein Geschenk seiner Mutter. Die Klinge wurde ungefähr im 12. Jahrhundert angefertigt, sie stammt also aus der „Tangguh”-Zeit und wurde in Tuban, Ost-Java, hergestellt (Tangguh Tuban).




Minggu, 03 Januari 2010

sejarah tapak suci


Sejarah Tapak Suci

Di Banjarnegara, Jawa Tengah, Kiyai Haji (K.H.) Syuhada pada tahun 1872 memiliki seorang putera yang diberi nama Ibrahim. Sejak kecil ia menerima ilmu pencak dari ayahnya. Ibrahim tumbuh menjadi Pendekar yang menguasai pencak ragawi dan batin / inti tetapi sekaligus Ulama yang menguasai banyak ilmu, kemudian berganti nama menjadi K.H. Busyro Syuhada.

Pada awalnya K.H.Busyro Syuhada mempunyai 3 murid, yaitu :

  • Achyat ( adik misan ), yang kemudian dikenal dengan K.H. Burhan
  • M.Yasin ( adik kandung ), yang dikenal dengan K.H. Abu Amar Syuhada
  • Soedirman, yang dikemudian hari mencapai pangkat Jenderal dan pendiri Tentara

Nasional Indonesia, bahkan bergelar Panglima Besar Soedirman.

Pada tahun 1921 di Yogyakarta, bertemulah K.H. Busyro Syuhada dengan kakak beradik Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib. Dalam kesempatan itu mereka adu ilmu pencak antara M. Wahib dan M. Burhan. Kemudian A. Dirnyati dan M. Wahib dengan pengakuan yang tulus mengangkat K.H. Busyro Syuhada sebagai guru dan mewarisi ilmu pencak dari K.H. Busyro Syuhada yang kemudian menetap di Kauman. Menelusuri jejak gurunya, Ahmad Dimyati mengembara ke barat sedang M. Wahib mengembara ketimur sampai ke Madura untuk menjalani adu kaweruh ( uji ilmu ). Pewaris ilmu banjaran, mewarisi juga sifat-sifat gurunya M. Wahib sebagaimana K.H. Busyro Syuhada, bersifat keras, tidak kenal kompromi, suka adu kaweruh. Untuk itu sangat menonjol nama M. Wahib dari pada A. Dimyati. Sedang A. Dimyati yang banyak dikatakan ilmunya lebih tangguh dari pada adiknya M. Wahib tetapi karena pendiam dan tertutup maka tidak banyak kejadian-kejadian yang dialami. Sebagaimana M. Burhan yang mempunyai sifat dan pembawaan sama dengan A. Dimyati.

K. H. Busyro Syuhada pernah menjadi guru pencak untuk kalangan bangsawan dan keluarga Kraton Yogyakarta. Salah satu diantara muridnya adalah R.M. Harimurti, seorang pangeran kraton, yang dikemudian hari beberapa muridnya mendirikan perguruan–perguruan pencak silat yang beraliran Harimurti.

Kauman, Seranoman dan Kasegu

Pendekar Besar KH Busyro Syuhada memberi wewenang kepada pendekar binaannya, A. Dimyati dan M. Wahib untuk membuka perguruan dan menerima murid. Perguruan baru yang didirikan pada tahun 1925 itu diberi nama Perguruan "Kauman", yang beraliranBanjaran.

Perguruan Kauman mempunyai peraturan bahwa murid yang telah selesai menjalani pendidkan dan mampu mengembangkan ilmu pencak silat diberikan kuasa untuk menerima murid.

M. Syamsuddin yang menjadi murid kepercayaan Pendekar Besar M..Wahib diangkat sebagai pembantu utama; dan dizinkan menerima murid. Kemudian mendirikan perguruan ”Seranoman". Perguruan Kauman menetapkan menerima siswa baru, setelah siswa tadi lulus menjadi murid di Seranoman. Perguruan Seranoman melahirkan pendekar muda Moh. Zahid, yang juga lulus menjalani pendidikan di perguruan Kauman. Moh. Zahid yang menjadi murid angkatan ketiga (3) bahkan berhasil pula mengembangkan pencak silat yang berintikan kecepatan; kegesitan, dan ketajaman gerak. Tetapi murid ketiga ini pada tahun 1948, wafat pada usia yang masih sangat muda. Tidak sempat mendirikan perguruan baru tetapi berhasil melahirkan murid, Moh. Barie lrsjad.

Pendekar Besar KH Busyro Syuhada berpulang ke Rahmatullah pada bulan Ramadhan 1942. Pendekar Besar KH Busyro Syuhada bahkan tidak sempat menyaksikan datangnya perwira Jepang, Makino, pada tahun 1943 yang mengadu ilmu beladirinya dengan pencak silat andalannya. Makino mengakui kekurangannya dan menyatakan menjadi murid Perguruan Kauman sekaligus menyatakan masuk Islam kemudian berganti nama menjadi Omar Makino. Pada tahun 1948 Pendekar Besar KH Burhan gugur bersama dengan 20 muridnya dalam pertempuran dengan tentara Belanda di barat kota Yogyakarta. Kehilangan besar pesilatnya menjadikan perguruan Kauman untuk beberapa sa’at berhenti kegiatannya dan tidak menampakkan akan muncul lagi Pendekar. Moh. Barie lrsjad sebagai murid angkatan keenam (6) yang dinyatakan lulus dari tempaan ujian Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati kemudian dalam perkembangan berikutnya mendirikan perguruan "Kasegu"

Kalau perguruan-perguruan sebelumnya diberi nama sesuai dengan tempatnya. Perguruan Kasegu diberikan nama sesuai dengan senjata yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barie Irsjad.

Lahirnya Tapak Suci

Moh. Barie lrsjad akhirnya mengeluarkan gagasan agar semua aliran Banjaran yang sudah berkembang dan terpecah-pecah dalam berbagai perguruan, disatukan kembali ke wadah tunggal.

Pendekar Besar M. Wahib merestui berdirinya satu Perguruan yang menyatukan seluruh perguruan di Kauman. Restu diberikan dengan pengertian Perguruan nanti adalah kelanjutan dari Perguruan Kauman yang didirikan pada tahun 1925 yang berkedudukan di Kauman.

Pendekar M. Wahib mengutus 3 orang muridnya. dan M. Syamsuddin mengirim 2 orang muridnya untuk bergabung. Maka Pendekar M. Barie Irsjad bersama sembilan anak murid menyiapkan segala sesuatunya untuk mendirikan Perguruan.

Dasar-dasar perguruan Kauman yang dirancang oleh Moh. Barie lrsjad, Moh. Rustam Djundab dan Moh. Djakfal Kusuma menentukan nama Tapak Suci. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dikonsep oleh Moh Rustam Djundab. Do’a dan lkrar disusun oleh H. Djarnawi Hadikusuma. Lambang Perguruan diciptakan oleh Moh. Fahmie Ishom, lambang Anggota diciptakan oleh Suharto Suja', lambang Regu Inti "Kosegu" diciptakan Adjib Hamzah. Sedang bentuk dan warna pakaian dibuat o!eh Moh. Zundar Wiesman dan Anis Susanto.

Maka pada tanggal 31 Juli 1963 lahirlah Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci